Penaindonews.com, LEBAK – Sejumlah petani di kampung Sentral kelurahan Rangkasbitung Barat, Kecamatan Rangkasbitung, kabupaten Lebak, Banten, mengeluh lahan sawah yang dulunya produktif kini tidak bisa di tanam padi lagi karena terendam air.
Hasil pantauan awak media dilapangan, lahan seluas kurang lebih empat hektar itu terbengkalai akibat terendam banjir dan air tidak pernah surut. Bahkan, di sebagian tempat, lahan sawah itu ada yang sudah di tumbuhi tanaman liar sejenis eceng gondok.
“Kejadian ini sudah sekitar kurang lebih tiga tahun. Dulu pesawahwahan di sini produktif namun kini sudah tidak bisa di tanami padi karena sering kebanjiran dan air tak pernah surut,” kata, Didi salah satu petani di Kampung sentral, Selasa, (28/6/2021).
Kata Didi, di areal sawah tersebut ada jalur irigasi seperti jalur di Kampung Dukuh dan di situ ada Embung, namun kondisinya sekarang sudah dangkal bahkan kini banyak di tumbuhi tanaman Ecenggondok.
“Mungkin ada penyumabatan di saluran air dan itu salah salah satu penyebabnya banjir lahan pesawahan di Kampung Sentral ini,”katanya.
Lanjut Didi berharap, Pemerintah Kabupaten Lebak agara segera memperbaiki kembali saluran irigasi yang kini semakin menyempit karena sudah banyak bangunan yang salah satu penyebab tersumbatnya aliran air.
“Kami berharap pemerintah segera memberikan solusi agar sawah disini tidak terendam air. Karena sawah ini sebagai sumber kehidupan kami,” katanya.
Ditempat terpisah, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Kabupaten Lebak Dade Yan Apriyandi mengatakan, areal pesawahan di Kampung Sentral tersebut bukan di pengaruhi limpasan air yang di alirikan jaringan irigasi.
Tetapi, itu di akibat Drainase sepanjang dari mulai Kampung Sentral melalui Kampung Dukuh hingga muaranya di Komplek Pendidikan Barambang, itu mengalami Penyempitan. Dan itu juga di akibatkan adanya penumpukan sedimentasi baik itu sedimentasi alami atau pun sedimentasi yang di lakukan oleh masyarakat
“Lima tahun yang lalu, kami bersama Dinas pertanian pernah melakukan pengerukan di lokasi Embung yang dulu di bangun oleh pihak Kementrian melalui Balai Besar.” Kata, Dade saat di temui di ruang kerjanya.
Lanjut Dade, supaya normal kembali, sedimentasi di Kampung – Kampung tersebut harus segera dibersihkan atau diangkut Sedimentasinya. Selain itu, di sepanjang aliran itu banyak bangunan warga yang terlalu menjorok ke drenase sehingga terjadi penyempitan.
“Karena itu sungai, setatus kewenanganya ada di balai, karena itu merupakan daerah aliran sungai Ciujung” katanya.