Penaindonews.com. Tanggamus. Lampung. Informasi Terkait kejadian pemukulan siswa yang terjadi di salah satu sekolah, belum ada tindakan, Menurut keterangan Kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Tanjung Siom Iswan saat di temui di sekolahan dan di dampingi beberapa dewan guru yakni ibuk Elia, ibuk romlah dan walikelas Alip dan dua dewan guru lain nya menjelaskan kepada pewarta penaindonews.com
Kepala sekolah Madrasah Iswan menjelaskan,” Ya kejadian itu hari Rabu tanggal 20 waktu itu sebelum rapat wali murid, memang waktu itu malam Jumat ada inpormasi dari ketua yayasan pak Ripai bahwa ada permasalahan apa di sekolah tanya ketua yayasan Nurul Huda kepada saya. Kamis 11 Agustus 2022
” Saya jelaskan Yang mana siswa itu tadi nya saya memberikan arahan kepada ibu Elia dan ibu Romlah terkait undangan untuk wali murid jangan dikasihkan di kelas lah barisin di luar aja untuk undangan nya, ya nama nya anak apalagi awal masuk sekolah dimana keadaan semakin panas suruh Baris aja masing masing kelas, ya nama nya sudah tiga tahun pandemi Covid19 ya kita paham sendiri lah Tiga (3) tahun pandemi ada yang masih duduk di motor.” ungkapnya.
” ya tahu sendiri lah gak dari sanawiyah gak dari SD nya sudah tiga tahun gak masuk sekolah kemungkinan kedisiplinan untuk berbaris juga kayak nya kita bisa paham, sehingga buk romlah sama buk Elia bilang pak gimana siswa masih ribut terus cobak ketua OSIS barisin, padahal saya juga belum tau ketua OSIS karena saya masih mandat ke Waka kesiswaan hari Selasa kita pemilihan ketua OSIS, ” ucapnya.
“Apa yang kita rencanakan tidak sesuai dengan apa yang kita harap kan karena begini karena waktu pemilihan ketua OSIS hari Senin saya perintahkan Waka kesiswaan untuk pemilihan ketua OSIS dan di hari itu juga saya ada kegiatan KKM di Tanggamus sehingga saya gak hadir lanjut, kan saya ada pembantu Waka kesiswaan yaitu ibuk Elia, ya kita juga maklum ketua OSIS baru mungkin gak paham.”
“waktu itu siswa itu masih berjejer panjang cobaksih kita mau ngomong juga gak mungkin karna siswa juga masih dorongan, memang OSIS ini posisi nya gak ada di depan kemungkinan kakak kelas nya gak mau jadi acak acakan baris nya mana sudah siang dan sudah ada yang mau pingsan juga, saya masuk lah kebarisan kalau kelas tiga sudah bubar dan baris sesuai barisan ngikutin barisan perempuan barisan nya, jadikata saya sana sesuai barisan kata saya itu saja sebener nya, penendangan dan penamparan itu sebener nya gak ada karena cuman saya towel aja sebener nya ada lima tapi yang dua gak merasa karena saya Toel gak kena gitu, ya kita juga gak layak lah masak siswa tanpa salah kita tanpar kan gitu cuman kita towel aja bukan nampar apa lagi sampai nendang nauzubillahiminsalik jadi gak bener.” Kilah nya
Terkait rangkap Jabatan, beliau menjelaskan, ” Jadi gini soal rangkap jabatan guru walikelas dan sebagai aparatur pemerintahan di desa Tanjung siom kita terus terang di MTS Nurul Huda beda dengan sekolahan lain karna kita libur di hari Jum’at oleh karna itu walau pun dia merangkap jabatan di desa juga bisa gak keganggu.” Terang nya lagi
Terkait Delapan ( 8 ) hari siswa gak masuk kepala sekolah juga menjelaskan hari Senen waktu upacara sekolahan saya juga menyampaikan ke siswa yang Dua ( 2 ) kena towel saya menanyakan ke siswa kenapa yusron Hakiki gak masuk sekolah setelah 6 hari setelah pristiwa pemukulan, jadi kenapa semakin lama belum ada pemberesan dari saya karena waktu kejadian Pak Tuklas selaku walimurid datang ke ibuk Romlah dan Dateng ke pak Samudi, cuman tidak ada inpormasi dari ibuk Romlah ke saya yang ada inpormasi itu dari pak Ripai di malam Jum’at , Sahud Ibuk Romlah Kalau inpormasi dari saya ada pak cuman waktu itu pak Ripai lagi sibuk.” Terang ibuk romlah
Karena waktu itu TU kedua nya gak masuk jadi kita mau bikin daptar hadir paskita mau kumpulan walimurid masak walimurid mau nunggu, sesuai penjelasan pak Ripai selaku ketua yayasan juga menjelaskan kalau bapak mau manggil walimurid dan yusron hakiki jangan sekarang karena pak Tuklas mau menikahkan anak nya jadi lagi sibuk.” Kilah kepala sekolah lagi
Jadi alasan anak itu takut apa? Karena kemungkinan kejadian seperti itu lagi gakmungkin karna saya di sekolahan sini bukan sebulan dua bulan sudah 32 tahun gak mungkin, jadi didepan walimurid nya juga saya sudah menjelaskan kalau memang anak ini takut dan trauma untuk sekolah lagi saya berani cabut dari kepala sekolah dan jadi guru juga dari pada saya ngorbanin anak bapak.” Terang nya ( EDI WIJAYA )