Penaindonews.com. Pringsewu. Lampung. Komunitas Aktivis Muda Indonesia KAMI menyelenggarakan Dialog Pemuda yang bertema “Revitalisasi Peran Pemuda Dalam Menghadapi Kontestasi Pemilu Serentak 2024” yang di selenggarakan di aula Akademi Kebidanan Alifa Kabupaten Pringsewu.
Dalam Agenda tersebut hadir beberapa narasumber yang diantaranya: Juniantama Ade Putra, S.Sos, ketua divisi teknis penyelenggaraan pemilu Komisioner KPU Kab. Pringsewu.
Wiwid Ferdiawan, S. Pd, Sekretaris Umum Korsp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam KAHMI PMD Kab. Pringsewu, Husni Mubarok, S.H, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Bandar Lampung periode 2018/2019.
Dalam Agenda tersebut juga di hadiri peserta dari berbagai macam universitas seperti: Universitas Muhammadiyah Pringsewu (UMPRI) Universitas Aisyah Pringsewu (UAP) Akademi Kebidanan Alifa (AKBID ALIFA) dan Institut Bakti Nusantara (IBN). Acara tersebut pun secara resmi langsung di buka oleh ketua umum KAMI Pimpinan Daerah Kabupaten Pringsewu.
Dalam sambutan nya, Edwin Juantara selaku Ketua Umum Komunitas Aktivis Muda Indonesia KAMI PD Kabupaten Pringsewu menyampaikan, ini adalah langkah awal perjuangan KAMI di bumi jejama secancanan dalam mengawal kebijakan dan pembangunan Kabupaten Pringsewu. Kegiatan ini merupakan salah satu ikhtiar KAMI untuk ambil bagian dalam pembangunan kabupaten Pringsewu. Lebih lanjut Edwin Juantara mengatakan bahwa pemuda hari ini harus menjadi contoh kepada masyarakat umum dalam hal-hal visioner serta harus menjadi garda terdepan di berbagai lini sektor pembangunan daerah termasuk dalam konteks pamilu, seperti tema dialog kita hari ini. (Tutupnya)
Sebagai salah satu narasumber dalam dialog tersebut Juniantama Ade Putra, S. Sos, yang merupakan unsur dari penyelenggara KPU Kabupaten Pringsewu menyampaikan bahwa kita adalah pemuda spesial, mengapa demikian ? Karena sejatinya dari ribuan bahkan jutaan pemuda yang ada di bangsa ini, hanya sedikit yang di berikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi, dan itu salah satu diantara nya adalah kita semua yang hadir dalam dialog ini, maka kita seharus nya mampu mengembalikan khittoh pemuda, yang sering kita sebut sebagai agen perubahan. Lebih lanjut ia mengatakan, dalam konteks tema dialog ini dan korelasi nya dengan kita sebagai pemuda yang mengenyam pendidik tinggi, harus mampu menjadi pemilih cerdas, jangan asal pilih. Tahun 2024 adalah tahun nya pemilu, mengapa demikian karena dalam kurun waktu 1 tahun kita akan menentukan pemimpin bangsa.
Husni Mubarok sebagai salah satu fungsionaris pengurus KNPI Provinsi Lampung di bawah kepemimpinan bung Iqbal Ardiansyah menyampaikan, Pemuda selaku agen perubahan harus tampil kritis terhadap jalan nya pembangunan bangsa.
Pemuda juga Harus menjadi agen pembangunan, pembangunan tidak melulu terbatas pada pembangunan fisik dan non fisik tapi lebih dari pada itu pembangunan potensi, dan produktifitas yang ada pada diri pemuda. Pemilu tidak hanya sekedar mengganti pemimpin yang lama dengan pemimpinan yang baru, akan tetapi menyangkut kemajuan masa depan bangsa atau negara, sehingga kita para pemuda di tuntut agar berfikir rasional jangan realistis. Jika bangsa atau negara ingin maju.
Selaku yang pernah menjabat sebagai ketua umum himpunan mahasiswa Islam Cabang Bandar Lampung periode 2018/2019 Husni juga berharap, Pemuda sebagai agen pembaharu, harus memiliki pisau analisis yang tajam dalam menghadapi perkembangan zaman sehingga mampu menelaah apa yang perlu di pertahankan dan mana yang perlu di ganti. (Pungkasnya)
Sebagai salah satu akademisi muda yang di miliki daerah dengan sebutan seribu bambu Wiwid ferdiawan, S. PD memaparkan, sejarah perjuangan Indonesia selalu diwarnai dengan pergerakan pemuda, pelajar, dan mahasiswa. Mulai dari Gerakan Pemuda & Mahasiswa dalam momentum Sumpah Pemuda, Transisi Orde Lama ke Orde Baru pada Tahun 1966 yang dikenal dengan Angkatan 66 dan Era Reformasi di Tahun 1998.
Wiwid ferdiawan yang juga menjabat sebagai sekretaris umum KAHMI PMD Kab. Pringsewu menjelaskan, Founding fathers Bangsa Indonesia sudah sepakat bahwa demokrasi prosedural dilakukan melalui pemilu. Ditandai dengan Pemilu pertama yang sukses digelar pada tahun 1955 untuk memilih Anggota Konstituante. Proses kedaulatan atau peralihan kekuasaan diawali dengan proses pemilu.
Di akhir pemaparan nya ia menegaskan kaum pemuda & mahasiswa haruslah mengedepankan budaya partisipasi dibandingkan dengan budaya apatis dalam pemilu, baik dalam menangkal berita hoax, berpartisipasi sebagai penyelenggara pemilu, atau dapat menjadi peserta pemilu yang memberikan tauladan yang baik kepada masyarakat.
Ia juga mengajak pentingnya pemuda dan mahasiswa dalam menjaga Integritas. Karena kecurangan serta ketidakadilan terutama dalam proses pemilu berangkat dari Integritas. ( EDI WIJAYA )