Mahasiswa KKM Kelompok 05 UNIBA dan DPL, Sosialisasi Pendidikan dan Kesehatan Pada Warga Lingkungan Nangka Bugang Kelurahan Pasuluhan

Penaindonews.com, kota serang,-  Selasa, 27 Agustus 2024 bertempat di Posko Kelompok 05 KKM Universitas Bina Bangsa, Mahasiswa KKM kelompok 05 UNIBA bersama Dosen pembimbing lapangan (DPL) ,melaksanakan kegiatan Sosialisasi Pendidikan dan Kesehatan, yang merupakan kolaborasi antara Dosen dan Mahasiswa, sebagai salah satu Implementasi dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni Pengabdian kepada Masyarakat.

Dalam kegiatan tersebut menghadirkan narasumber, Ibu Desty Endrawati Subroto., M.Pd sebagai Narasumber pertama dengan Tema Sosialisasi Bijak dalam Bermedia Sosial, Ibu Ns. Rastia Ningsih., M.Tr.Kep sebagai Narasumber kedua dengan Tema Bijak dalam mengelola sampah, dan Ibu Ns. Riki Ukhtul Fitri., S.Kep., M.Kep sebagai Narasumber ketiga dengan Tema Waspada Demam Berdarah.

Kegiatan Sosialisasi Pendidikan dan Kesehatan pada warga Kampung Nangka Bugang di Kelurahan Pasuluhan adalah kegiatan yang diinisiasi oleh mahasiswa KKM Kelompok 5 Kelurahan Pasuluhan dan Ibu Kader PKK Kelurahan Pasuluhan.

Narasumber Pertama Ibu Desty, menyampaikan bahwa Pada era digital saat ini, akses internet sangat mudah kita dapatkan, Hanya bermodal sebuah telepon pintar, dunia serasa berada dalam genggaman, Dimana kita dapat mengakses media sosial kapan pun dan di mana pun kita berada, Sebuah perusahaan riset dan pemasaran yang berasal dari Singapura, We Are Social, menyatakan bahwa sejak Januari 2014 pengguna internet aktif di Indonesia mencapai 72,7 juta orang, dan hampir sebanyak 98% memiliki akun media sosial. Hal ini membuktikan bahwa dunia maya telah memiliki tempat khusus dalam keseharian kita.

Masih Ibu Desty, “Jarimu, Harimaumu”. pernahkah Anda menemui status seorang teman di Facebook yang berisi curhatan atau keluh kesah? Atau yang lebih parah lagi, status seseorang yang berisi sumpah serapah dan hujatan kasar, mengapa seseorang lebih mudah mengekspresikan perasaannya lewat media sosial? Bahkan orang yang bersifat pendiam di dunia nyata bisa menjadi pribadi yang bertolak belakang di media sosial. Hal ini disinyalir karena sifat online dari dunia maya yang tidak mengharuskan penggunanya bertatap muka, sehingga pengguna media sosial lebih berani untuk berbicara atau berkomentar. Karena keleluasaan yang ditawarkan, membuat pengguna media sosial sering melupakan etika komunikasi, bahkan pada kasus-kasus tertentu dapat berkembang ke arah katagori kejahatan.

Sama halnya dengan komunikasi di ranah publik dunia nyata, pada media sosial pun riskan menimbulkan konflik, Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik (UU ITE) dibuat untuk mengatur segala hal yang berkaitan dengan penyebaran informasi transaksi elektronik. UU ITE sebagai payung hukum bagi masyarakat agar lebih berhati-hati dalam berbicara di dunia maya.

Kata-kata yang dituliskan lewat jemari kita, sesungguhnya merupakan cerminan dari kepribadian kita, Jangan sampai status atau komentar yang kita unggah di media sosial justru menebarkan kebencian, menyinggung orang lain, bahkan menjerat kita ke dalam kasus hukum.

Ibu Desty menjelaskan bahwa, ada beberapa tips memanfaatkan media sosial agar sesuai dengan rambu-rambu yang ada.

1. Menjunjung tinggi etika dalam berkomunikasi
Meskipun kita tidak bertatap muka langsung dengan pengguna media sosial lainnya, etika berkomunikasi harus tetap dijunjung tinggi. Status ataupun komentar yang ditulis usahakan untuk tidak menyakiti, melecehkan, merendahkan, memfitnah, maupun melanggar hak-hak orang lain.

2. Selektif dalam menyebarkan informasi
Saat kita menerima informasi menarik dari media sosial, jangan langsung percaya. Sebaiknya cek dan ricek kembali validitas informasi. Jangan sampai kita turut menyebarkan informasi palsu (hoax), yang bisa jadi akan menjerat kita pada kasus hukum.  

3. Tidak menyebarkan rahasia pribadi ke ranah publik
Jangan pernah sekali pun tergelitik untuk mengumbar rahasia pribadi di media sosial. Misalnya curhat masalah rumah tangga atau konflik internal keluarga. Masalah yang kita unggah akan menjadi santapan publik dan orang lain akan menikmatinya layaknya tontonan. Bukannya solusi yang kita dapat, justru kemungkinan besar masalah akan bertambah runyam. 

4. Bijak dalam mengatur waktu online
Sebaiknya Anda membatasi berapa lama waktu untuk kegiatan online. Jangan sampai kebersamaan dengan keluarga atau waktu produktif untuk bekerja justru sia-sia karena kita lebih memilih menikmati kegiatan online. 

5. Jangan lupakan hak cipta
Saat kita menyebarkan suatu informasi di media sosial, jangan pernah lupa untuk mencantumkan sumber postingan atau gambar yang didapatkan dari pihak lain. 


6. Hati-hati menyebarkan data pribadi
Media sosial sangat rawan dengan berbagai risiko penipuan dan kejahatan lainnya. Sebaiknya kita berhati-hati untuk menyebarkan data, identitas, maupun foto-foto pribadi, supaya tidak mudah dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang memiliki niatan buruk.

Sebagai bagian dari produk teknologi masa kini, media sosial pun ibaratnya memiliki dua sisi mata pedang, Media sosial hanyalah sarana atau media yang bersifat netral, sedangkan pengguna yang akan memanfaatkannya menjadi sarana pembawa kebaikan atau justru sebaliknya. Manakah yang akan Anda pilih?, ” ungkap ibu Desty.

Selanjutnya penyampaian materi oleh narasumber kedua oleh Ibu Ns. Rastia Ningsih, Terkait dengan Bijak dalam Mengelola Sampah. Dalam paparannya Sampah baik Sampah Organik dan an-organik jadi momok yang menakutkan untuk kelangsungan hidup di bumi,  Sampah an-organik, khususnya  plastik di Indonesia sendiri terus meningkat selama satu dekade terakhir,  Maka dari itu, beliau menyampaikan bahwa sampah sebaiknya dikelola dengan baik dan bijak .

Pemilahan ini dengan cara di memisahkan antara sampah organik, yakni sampah yang dapat di daur ulang (sampah rumah tangga, seperti: daun, kulit buah dll) dan sampah an-organik, seperti Sampah pelastik, Barang Elektronik Rusak, dan lain-lain,  sebaiknya sampah di perlakukan dengan bijak; dengan cara sebagai berikut: 1. Memisahkan antara sampah yang bisa didaur ulang dan tidak bisa didaur ulang.
2. Memisahkan sampah organik dan an-organik,
3. Membuang sampah pada tempatnya,
4. Sampah Organik, dapat di jadikan pupuk,
5. Buang sampah yang sudah dikumpulkan ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Ibu Ns. Rastia Ningsih  menghimbau khususnya kepada warga Kampung Nangka Bugang, untuk tidak membuang sampah sembarangan, membuang sampah di sungai dan membuang sampah dipinggir jalan, dengan harapan diambil oleh tukang sampah. Apa dampak negatif jika kita tidak menerapkan hidup sehat? Tentunya, akan timbul banyak sekali penyakit, seperti: Diare, Kolera, Tipus, Cacingan, dan Demam Berdarah.

Masih, Ibu Ns. Rastia Ningsih, Ada hal positif, jika sampah an-organik dapat dikelola dengan baik dan bijak, sehingga bernilai ekonomis seperti: tas, dompet dan topi yang terbuat dari plastik-plastik bekas minuman sachet (kopi, minuman perasa, deterjen, pewangi pakaian dll), Sebagai penutup, beliau mengajak warga Kampung Nangka Bugang untuk menerapkan Pola Hidup Sehat, yang dimulai dari lingkungan terkecil dimasyarakat, yakni Keluarga atau rumah tangga.

Untuk Narasumber ketiga, Ibu Ns. Riki Ukhtul Fitri, memaparkan materi tentang Waspada Demam Berdarah, di jelaskan Apa itu, Demam Berdarah?, Penyakit Demam Berdarah (DB) merupakan penyakit yang disebabkan oleh Virus Dengue, Virus ini bisa masuk kedalam tubuh manusia dengan perantara nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.

DBD merupakan penyakit akut dengan manifestasi klinis perdarahan yang menimbulkan syok yang berujung kematian, jika tidak ditangani dengan baik, komplikasi demam berdarah yang fatal bisa terjadi, Salah satunya adalah Syok Dengue atau Dengue Shock Syndrome (DSS).

Bagaimana cara mencegah demam berdarah? Demam Berdarah dapat Dicegah dengan cara 3M yakni :
1. Memanfaatkan/Mendaur Ulang Barang Bekas;
2. Menguras dan Menyikat serta
3. Menutup Tempat Penampungan Air, plus mencegah gigitan dan perkembangan nyamuk.

Pada kegiatan sosialisasi ini di sisipi dengan sesi tanya jawab dan  pembagian door prize alat – alat kebersihan kepada warga peserta lingkungan Kampung Nangka Bugang, Adapun, harapan tim kolaborasi dosen dan mahasiswa kelompok 5 KKM Universitas Bina Bangsa, bahwa kegiatan baik atau praktik baik ini diharapkan membawa pengetahuan baru dan pengalaman baru untuk seluruh peserta yang hadir.

Kegiatan Sosialisasi ini, di sambut antusias oleh Ibu – ibu Warga Kampung Nangka Bugang, Kelurahan Pasuluhan, Ibu-ibu Kader PKK Kelurahan Pasuluhan, turut hadir dalam kesempatan tersebut Ketua TP-PKK Kelurahan Pasuluhan, ibu Lala Komala Sari dan Sekretaris, dan seluruh mahasiswa kelompok 5 KKM Universitas Bina Bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *