Penaindonews.com, Kota serang,-
Dinkes Provinsi Banten dan Puskesmas Walantaka gelar kegiatan Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan Sosialisasi Peningkatan Intervensi Pelayanan Gizi Spesifikasi, kegiatan berlangsung di Aula kantor kecamatan Walantaka, kota serang. Rabu (16/07/2025).
Hadir dalam kegiatan ini, Kadis Dinkes Provinsi Banten, Dr. dr. Hj. Ati Pramudji Hastati, MARS, Kasi kesehatan dan Gizi Dinkes Provinsi Banten Nuria gustina, Kabid Kesmas Dinkes kota serang Ratu Ani Nuraini, kepala puskesmas walantaka Nuramang, dan masyarakat peserta sosialisasi.
Di sampaikan oleh Kepala puskesmas walantaka, Nuramang, dirinya mengapresiasi kepada dinas kesehatan provinsi Banten dan kota serang yang telah menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi pelayanan gizi spesifik di kecamatan walantaka, Nuramang juga berharap melalui sosialisasi ini, dapat meningkatkan pemahaman dan komitmen seluruh petugas kesehatan, para kader dan masyarakat, dalam pelaksanaan program gizi,, sinergi antara puskesmas dan institusi kesehatan terutama Dinkes provinsi Banten dengan Dinkes kota serang serta masyarakat, menjadi kunci keberhasilan dalam realisasi program pelayanan gizi spesifik ini, terutama dalam pencapaian status gizi di wilayah. ” Ungkap Nuramang dalam sambutannya.
Nuramang juga menambahkan agar para peserta dapat mengikuti kegiatan hingga usai, dan dapat menyerap informasi yang di sampaikan oleh narasumber, serta berharap kegiatan ini dapat optimal, memberikan manfaat dan dapat dipahami serta program ini dapat terealisasikan dengan maksimal.” Imbuh Nuramang.

Kasi kesmas dan gizi dinkes provinsi banten, Nuria gustina, menjelaskan bahwa berbicara tentang intervensi pelayanan gizi spesifik, biasanya berkaitan dengan anak stunting dan kematian ibu, terkait intervensi spesifik ini, biasanya yang di temukan dalam kegiatan posyandu adalah pemberian vitamin, PMT, tablet tambah darah, vitamin ibu hamil, obat cacing, imunisasi, dan yang lainnya, kami berharap kepada para kader dan masyarakat, kedepannya bila ditemukan anak yang menderita stunting agar segera dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan pelayanan kesehatan seperti pemberian susu, Dan untuk lebih jelasnya akan di jelaskan oleh Narasumber, untuk itu diharapkan para peserta terutama para kader posyandu dan perwakilan masyarakat yang hadir dapat mengikuti kegiatan ini hingga akhir simak yang di sampaikan oleh narasumber. ” Ungkapnya.
Kadis dinkes provinsi banten, Dr. dr. Hj. Ati Pramudji Hastati, MARS, menjelaskan bahwa indikator kinerja kepala daerah akan di anggap berhasil untuk bidang kesehatan adalah di tentukan oleh 2 hal utama, yang pertama angka harapan hidup dengan meningkatnya kesehatan masyarakat maka angka harapan hidup di suatu daerah akan meningkat, dan yang kedua adalah terkait dengan preparasi stunting, berbicara terkait stunting bukan karena hanya kurang makan, atau karena penyakit, pola asuh yang belum baik, atau kurangnya pendidikan pola asuh ataupun faktor genetik, banyak faktor yang mempengaruhi dan menyebabkan terjadinya stunting, tentunya bukan hanya menjadi tugas bidang kesehatan saja yang menangani stunting, dalam instruksi presiden ada 20 indikator untuk menurunkan angka stunting, dan sembilan di antaranya adalah kewajiban bidang kesehatan dan sebelas indikator lainnya adalah kewajiban dari berbagai lintas sektor, oleh karenanya dalam memaksimalkan program intervensi pelayanan gizi spesifik ini harus ada campur tangan dari kepala daerah, dan juga sudah menjadi tanggung jawab bersama baik pemerintah, dinas terkait maupun masyarakat khususnya. ” Ungkap Hj. Ati Pramudji Hastati.

Selanjutnya, di jelaskan oleh Kabid Kesmas Dinkes kota serang, Hj. Ratu Ani Nuraini, terkait
Intervensi gizi spesifik yang mana program ini adalah suatu upaya intervensi yang secara langsung ditujukan untuk mengatasi penyebab langsung stunting, seperti kekurangan asupan makanan dan gizi, serta penyakit infeksi. Intervensi ini berfokus pada perbaikan gizi dan kesehatan ibu hamil dan anak, khususnya pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), Intervensi gizi spesifik merupakan bagian dari upaya penurunan stunting yang komprehensif, yang juga mencakup intervensi gizi sensitif. Intervensi spesifik ini berbeda dengan intervensi sensitif yang lebih luas, seperti penyediaan air bersih dan sanitasi, yang juga berkontribusi pada penurunan stunting namun tidak secara langsung terkait dengan masalah gizi.
Selanjutnya kegiatan juga di sisipi dengan sesi tanya jawab antara peserta sosialisasi dengan narasumber, secara keseluruhan kegiatan berjalan dengan lancar dan mendapat antusias dari peserta.









